Skip to main content

When a relationship ends


Terakhir kali menulis, inget banget lagi seneng-senengnya sama si dia. Tapi kali ini, hal yang ditakutin bener-bener kejadian. Ya Tuhan, bingung banget sama keadaan sekarang ini. Dia yang begitu manis, tetiba berubah 180 derajat menjadi cuek, arogan dan sensitif. Salah saya apa ya? Memang banyak yang menjadi faktor semuanya jadi begini.

Satu hal yang saya yakini sampai saat ini adalah pepatah yang bilang bahwa ‘everything happens for a reason’. Dan yang jadi pertanyaan sekarang adalah apa yang menjadi alasan bahwa semua harus berakhir dengan cara yang gak enak begini? Satu hal menggelitik adalah teori yang mengatakan bahwa ‘masyarakat membentuk individu’ itu bener-bener kejadian. Teman, variabel yang paling punya pengaruh besar terhadap kepribadian seseorang. Dimana dan dengan siapa seseorang bergaul akan sangat berpengaruh pada diri seseorang tsb. Dia berubah semenjak dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Yang saya tahu, teman yang baik adalah teman yang mendukung kebahagiaan temannya. Lucu adalah ketika dia takut mengakui saya di depan teman-temannya, takut membawa saya saat dia main dengan teman-temannya, lebih memprioritaskan teman ketimbang sekadar sms atau telepon saya. Padahal kalau ingat dulu, dia beda banget. Dia tak ragu mengajak saya main dengan temannya, minta ditemani main futsal atau sekadar main kartu dengan teman-temannya. Sungguh miris dan sedih rasanya. Dia beralasan katanya ingin menghargai saya yang kurang bisa membaur dengan teman-temannya. Menurut saya, itu bukanlah cara yang tepat. Kenapa dia tak mencoba lagi membuat saya bisa sedikit nyaman bila ada di sekeliling temannya? Padahal dulu dia bisa dan saya sungguh bangga padanya karena dia menunjukkan rasa bangga bisa memiliki saya di depan teman-temannya.

Semenjak saat itu, intensitas sms dan telepon berkurang drastis, malah bahkan jarang. Pagi saya memberi kabar, malam baru diresponnya. Pertanyaannya adalah sesibuk itukah dia sampai tak sedikitpun ada waktu untuk sekadar balas bbm atau sms? Sedih ketika dia membandingkan hubungan kami dengan hubungan temannya. Dia bercerita bahwa temannya pun melakukan hal yang sama. Jarang komunikasi dengan pacarnya. Yang saya tahu, suatu hubungan supaya berjalan harmonis harus intens komunikasi mulai dari sms sampai tatap muka, ada kepercayaan dan ada rasa saling menghargai. Pertanyaannya apa bisa hubungan bertahan dengan keadaan yang seperti itu? Sungguh berat buat saya menjalani hari-hari itu. Hari dimana kami perlahan saling menjauh. Hari dimana tangisan dan kesedihan menghinggapi tiap-tiap malam yang saya lalui. Kemana saya harus mengadu? Saya butuh didengar, dipeluk dan dimengerti. Tapi saya sadar takkan ada yang pernah bisa sesempurna itu. Hanya ada satu kekuataan Maha Dahsyat yang mampu. Saya menangis, berdoa dan meminta tolong pada yang Kuasa. Bapa, mengapa cobaan nya begitu berat? Bapa apa saya mampu melaluinya? Bapa tolong bukakan pintu hatinya biar dia bisa sedikit melunak. Bapa tolong jamah hati saya dan kuatkan saya. Bapa tegarkan hati saya agar saya tetap bisa menjalani hari walau hati perih. Bapa saya sungguh menyayangi dia. Bapa, apa dia tahu bahwa saya disini menunggu dia? Menunggu dia kembali menjadi dia yang dulu. Dia yang selalu membuat saya tertawa, tersenyum bahagia. Sekarang semua berubah menjadi air mata dan kesedihan. Kenapa ya Bapa? Rasa sayang ini tak mudah hilang. Sudah 2 tahun lebih kami bersama. Tapi mengapa semua harus berakhir dengan cara seperti ini? Bapa saya tahu saya lalai, diri ini jauh dari kesempurnaan, diri ini seringkali berbuat salah, kadang mengecewakannya. Tapi mengapa ya Bapa? Mengapa dia tak pernah mengerti bahwa saya hanya ingin dia kembali menjadi dirinya sendiri tanpa pengaruh orang sekitarnya? Selama ini semua sikap kekanakan saya semata hanya ingin mencari perhatian darinya. Saya sadar mungkin cara saya salah. Tapi paling tidak saya berusaha menguranginya. Saya mencoba mengerti dirinya yang sibuk dengan dunianya. Tapi kenapa dia tak pernah mengerti saya? Ya, saya pun lalai, mungkin karena saya yang kurang bisa menjelaskan isi hati saya kepadanya.

Tuhan, kini semua sudah berlalu. Kami akhirnya berpisah. Mungkin ini yang terbaik. Saya hanya mampu mengikhlaskan. Menerima kenyataan bahwa kondisi sekarang sudah berbeda. Kami punya dunia kami masing-masing yang akan terus berputar. Tapi tak mampu saya mengelak. Kenangan-kenangan indah itu masih ada. Hari dimana pertama kali kami bertemu. Hari dimana dia mengutarakan perasaannya. Hari dimana kami melakukan hal bodoh bersama. Hari dimana kami bertengkar karena hal sepele. Hari dimana kami menangis bersama. Hari dimana kami tertawa bercanda. Hari dimana dia menjadi dia yang manja pada saya. Hari dimana dia memeluk saya, mencium kening saya dan berkata ‘aku sayang sama kamu’.  Hari dimana kami menjalani hari-hari sulit bersama. Hari dimana dia berjanji membuat saya bahagia. Hari dimana kami bermimpi akan cita-cita. Hari dimana dia cemburu saat ada yang mencoba mendekati saya. Hari dimana dia tertawa bersama orang-orang di sekitar saya. Hari dimana dia menghapus peluh dan air mata saya. Hari dimana dia marah saat ucapan sayangnya tak dibalas. Hari dimana dia berusaha mencari saya saat dia kehilangan kabar saya. Hari dimana kami menyanyi bersama. Semuanya, masih terekam jelas di otak saya. Tuhan saya harus bagaimana sekarang? Kalau boleh meminta, saya ingin bertemu untuk terakhir kalinya. Dan mengakhiri semuanya dengan cara yang baik. Meminta maaf atas semua kelalaian saya. Berterima kasih karena sudah pernah hadir di hidup saya untuk membahagiakan saya. Berterima kasih untuk setiap cinta, perhatian, waktu, tenaga, pikiran yang pernah tercurah buat saya. Satu hal yang paling penting saya hanya ingin dia tahu. Bahwa perasaan itu tetap sama, saya masih menyayanginya seperti biasa. Saya sungguh merindukannya. Rindu akan senyum indah di wajahnya. Tuhan, jaga dan lindungi dia. Kuatkan dia untuk meraih cita dan cintanya. Tuhan kuatkan saya juga ya. Biar saya mampu menjalani hari baru saya ke depan. Tuhan, rintihan hati saya ini ingin saya bawa kepada-Mu dan menutupnya dengan doa yang telah Kau ajarkan kepada saya.

‘Bapa kami yang di surga, diKuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kamipada hari ini, makanan kami yang secukupnya. Dan ampunilah kami akan kesalahan kami. Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan Kuasa dan Kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin’

Comments

Popular posts from this blog

my first post

hello friends, now i wanna introduce you my beloved family this is me, cindy marsitaully this is my first sister, khaterine maleva this is my second sister, liesye ossy graciella (she always act like a model in every photos, haha) this one is my only one brother, joseph mario leonico this one a photo from my childhood (mom, grace, me) i have a big family, i'll tell about them later. see you in the next post :) i love my God and my family xoxo <3

hello 17!

meskipun post nya telat banget tapi ngga apa deh. HAPPY BIRTHDAY FOR ME!! hahah, yes 30 mei lalu itu ulang tahunku. ulang tahun ke-17 yang sederhana tapi gak akan pernah terlupakan! thanks a lot yaaa buat semua teman2 yang udah hadir, special thanks buat ndut yang udah jauh2 dtg juga yaa :D tiada kesan tanpa kehadiran kalian semua lho! thanks juga udah ceplokin akuu! hahah basah kuyup malem2 kedinginan gara2 ulah dan ide mega! grr~ tapi thanks ya kalian udah berhasil buat aku kena ceplok ke-2 kalinya nyahahah~ pokoknya thank you ya semuaaaaaa love y'all!

belajar design grafis